TEORI AKUNTANSI


TEORI AKUNTANSI
Oleh: Harry Andrian Simbolon, SE., M.Ak., QIA

Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal satu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Dengan informsi ini pembaca laporan keuangan tidak lagi perlu mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui keadaan keuangannya, hasil usahanya maupun memprediksi masa depan perusahaan tersebut.
Beberapa pengertian akuntansi dapat kita analisa dari akronim Akuntansi itu,Dari akronim ini dapat digambarkan bahwa akuntansi itu adalah menyangkut angka-angka yang akan dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang atau nilai moneter yang menggambarkan catatan dari transaksi perusahaan. Angka itu dapat dianalisa lebih lanjut. Ia bersifat netral kepada semua pemakai laporan keuangan, ada unsur seninya karena berbagai alternatif yang bisa dipakai serta ia merupakan informasi yang sangat diperlukan para pemakai untuk pengambilan keputusan.

Sejarah Perkembangan Akuntansi
Mulanya akuntansi adalah merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai bagian dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah biasanya mengupulkan pajak dari penduduk dan dana ini dipergunakan  untuk kegiatan-kegiatan negerinya dan untuk kepentingan pribadi. Laporan tentang pengutipan pajak itu disusun oleh staf-staf tuan tanah tadi sebagai pedoman baginya atau sebagai bahan yang  dapat diperiksa oleh penduduk. Catatan seperti ini juga diperlukan oleh para pedagang yang berniaga ke daerah/negeri lain. Catatan-catatan ini disimpan untuk satu trip dan setelah kembali dari perdagangan maka dihitung laba rugi dari kegiatan perdagangan itu. Disamping itu, cikal bakal akuntansi ini juga berasal dari Itali melalui seorang pendeta Itali yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya summa de aritmatica, geometrica proportioni et proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venicia dengan sistem pencatan double entry yang terdapat dalam salah satu bab dalam bukunya. Penemuan tentang sistem pencatatan akuntansi ini merupakan bangunan dasar bagi perkembangan pemikiran akuntansi.
Akuntansi sejak itu  terus berkembang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan semakin timbulnya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Timbulnya revolusi industri pada tahun 1776  juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang dan dapat bertindak sebagaimana halnya perseorangan.
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pelaporan tersendiri.   Misalnya pada zaman Majapahit, Sriwijaya, Mataram dan sebagainya pada zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri.
Perkembangan akuntansi di Indonesia juga semkin mantap dengan berdirinya satu lembaga profesi yang membidangi akuntansi tersebut yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan maksud antara lain menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal Indonesia pada waktu itu, dimana laporan keuangan dari perusahaan yang akan go publik, harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi tersebut.

Sifat Dasar Akuntansi
Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbatasan sekaligus kekuatan informasi. Banyak kajian yang telah menawarkan dan menjelaskan prinsip atau sifat dasar akuntansi itu. Dalam APB Statement No 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi sebagai berikut:
Accounting entity. Dalam penyusunan informasi akuntansi maka yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalahentity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atauentity yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity denganentity lain.
Going Concern. Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubar.
Measurement. Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi dan kewajiban beserta perubahan-perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu aset, kewajiban, modal, hasil dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu.
Time period. Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil usaha pada periode tertentu. Sedangkan laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.
Monetary Unit. Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantifikasikan dan dilaporkan dalam bentuk  nilai uang.
Accrual. Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak atau kewajiban perusahaan atau belum. Kalau sudah harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
Exchange Price. Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai harga bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
Approximation. Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya.
Judgment. Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya.
General purpose. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keungan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus. Tidak ditujukan khusus kepada banker, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau karyawan.
Interrelated Statement. Neraca, daftar laba rugi , dan laporan sumber dan penggunaan dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu dengan yang lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu juga tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
Substance over form. Karena akuntansi ingin memberikan informasi yng dipercaya bagi pengambil keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya dalam akte notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran belum ada maka akuntansi berpihak pada kenyataan sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening perusahan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja kendatipun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.
Materiality. Laporan keuangan hanya memuat informasi yng dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian penting di sini adalah informasi dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal.

Persamaan Akuntansi
Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (asset). contoh-contoh aktiva termasuk kas, tanah, bangunan, dan peralatan. Hak atau klaim atas property biasanya dibagi menjadi dua jenis utama: (1) hak kreditor dan (2) hak pemilik. Hak kreditor memperlihatkan utang perusahaan yang disebut kewajiban (liabilities). Hak pemilik disebut ekuitas pemilik (owner equity) hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Persamaan tersebut dikenal sebagai persamaan akuntansi. Biasanya kewajiban diletakkan sebelum ekuitas pemilik dalam persamaan akuntansi karena kreditor mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan. Klaim pemilik seringkali diberikan penekanan lebih besar dengan memindahkan kewajiban ke sisi lain persamaan tersebut sehingga menjadi:

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Siklus Akuntansi
Proses akuntasi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka diinput ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.
Kegiatan yang dilalui siklus tersebut kemudian dapat dijelaskan sebagi berikut:
1. Transaksi/Bukti
Yang dimaksud dengan transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan (kekayaan, utang, dan modal) dan hasil usaha perusahaan/lembaga. Kejadian yang terjadi dalam perusahaan yang tidak mempengaruhi posisi harta/utang/modal dan hasil usaha perusahaan bukan merupakan transaksi yang dicatat dalam akuntansi. Kejadian yang dicacat dan dibukukan hanya kejadian yang dapat dikatagorikan sebagai transaksi yang mengubah posisi harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya.
2. Buku Harian Jurnal
Pencatatan akuntansi dilakukan ke buku yang disebut jurnal dan dalam buku jurnal ini sekaligus telah dilakukan penggolongan, mana yang dikelompokkan sebagai yang mempengaruhi perkiraan debet dan mana yang akan mempengaruhi perkiraan sebelah kredit, sehingga buku harian dan jurnal digabungkan dalam satu buku yang disebut jurnal.
3. Buku Besar
Buku besar sering juga disebut perkiraan, akun, item, pos, dan lain-lain. Buku ini adalah merupakan tempat menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui jurnal. Jadi seluruh jurnal dimasukkan ke dalam buku besar dengan cara memindahkan jurnal (posting) ke buku besar tadi.
4. Neraca lajur
Untuk memudahkan menysusun laporan keuangan dipakai neraca lajur. Neraca lajur mempunyai beberapa lajur yang masing-masing dapat dipakai yaitu ada yang 8 lajur, 10 lajur atau 12 lajur berisi masing-masing 2 lajur, yaitu neraca percobaan/saldo, penyesuasian, lajur neraca saldo yang disesuaikan, lajur rugi laba, lajur laba ditahan, dan lajur neraca.
5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter. Laporan keungan yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan rugi laba, (3) laporan arus kas, (4) laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian  integral dari setiap laporan keuangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

panic disorder

AUDIT INTERNAL